Pages

Tuesday 22 October 2013

Jalan-jalan ke Pulau Bangka edisi I

Pulau Bangka merupakan salah satu gugusan Pulau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat 2 (dua) pulau besar yakni Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Seperti gambar dibawah ini.


Untuk menuju ke Pangkalpinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari Jakarta dapat menggunakan pesawat udara yang menuju Bandara Depati Amir, maskapai yang melayani rute Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan Bandara Depati Amir antara lain ada Garuda, Lion Air, Sriwijaya Air. Untuk menuju ke Pusat Kota dari Bandara Depati Amir dapat menggunakan taksi baik yang berplat kuning atau hitam, namun kedua jenis taksi tersebut tidak menggunakan argo, jadi sistemnya sekali antar ke satu tujuan kita membayar Rp 75.000, menunggu 1 (satu) jam Rp.100.000,- dan setiap jam berikutnya Rp.75.000,-, memang mahal, sementara jika akan sewa mobil, biaya sewanya kisaran Rp. 500.000 s.d Rp.600.000,-.
Untuk penginapan, di Pangkalpinang terdapat hotel berbintang sampai dengan home stay, namun pada kesempatan kali ini saya menginap di hotel yang berada di tengah kota dengan tujuan agar mudah jalan-jalan mencari makanan khas daerah Pangkalpinang.
Pada kesempatan pertama, setelah selesai istirahat di hotel, tempat yang kami cari adalah makanan khas yakni ikan tenggiri, setelah memesan taksi dan bertanya ke sopirnya akhirnya kami diantar ke rumah makan Mr Asui, nama jalannya lupa namun sopir taksi hapal, karena jalan di Kota Pangkalpinang jaraknya tidak begitu jauh dan relatif mudah ditemukan. Rumah makan ini berada di gang, kira-kira jarak dari jalan raya kisaran 50 meter, menunya menu seafood namun yang khas yakni ikan tenggiri, selain itu juga ada aneka ikan yang disayur lempah.

setelah dari rumah makan Mr Asui, perjalan dilanjutkan ke tempat yang menjual makan kecil khas Bangka, yakni otak-otak ikan tenggiri, tempat ini begitu ramai, melayani pesan antar juga

Thursday 17 October 2013

Serangan "Cyber" Dunia, Terbanyak dari Indonesia

KOMPAS.com — Serangan cyber yang berasal dari Indonesia terus mengalami peningkatan. Data terbaru dari Akamai mencatat, Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama negara yang paling banyak melakukan serangan cyber.

Menurut laporan tiga bulanan bertajuk "State of the Internet" yang dirilis Akamai, Rabu (16/10/2013), Indonesia menyumbang 38 persen lalu lintas internet yang berhubungan dengan peretasan server pada kuartal kedua 2013. Angka tersebut naik dari 21 persen pada kuartal pertama 2013.

Indonesia telah menyingkirkan China yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang paling sering melakukan serangan cyber. Kini China berada di peringkat kedua, yang menyumbang 33 persen dari lalu lintas aksi peretasan global.

Sementara Amerika Serikat turun menjadi 6,9 persen dan tetap berada di peringkat ketiga. Dalam penelitian ini, Akamai mengamati lalu lintas serangan cyber di 175 negara berdasarkan alamat internet protokol (IP address).


Tidak diketahui secara pasti apakah serangan tersebut benar-benar berasal dari Indonesia. Sebab, peretas bisa saja memanfaatkan IP address dari Indonesia, padahal sebenarnya ia berada di luar Indonesia.

Tetapi, keberadaan peretas-peretas dari Indonesia pun tak boleh dipandang sebelah mata. Belakangan ini banyak kasus peretasan situs web pemerintah, termasuk situs web Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dibobol Wildan Yani (22 tahun) asal Jember, Jawa Timur.

Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), kasus serangan cyber di Indonesia telah mencapai 36,6 juta insiden dalam tiga tahun terakhir. Kemenkominfo telah berkomitmen untuk meningkatkan keamanan cyber nasional.

Pentingnya meningkatkan keamanan internet ini akan dibahas Pemerintah Indonesia dalam acara Internet Governance Forum 2013 yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Nusa Dua, Bali, pada 22 sampai 25 Oktober 2013.

sumber : http://tekno.kompas.com

Sunday 13 October 2013

Perjalanan ke Dumai, Riau



by MNA

  1. Perjalanan kali ini dimulai dari Jakarta menuju ke Pekanbaru dengan menggunakan pesawat udara. Berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju ke BandaraSultan Syarif Kasim II dengan maskapai Garuda Indonesia dengan waktu keberangkatan pukul 08.35 WIB dan sampai di Bandara SSK II sekitar pukul 10.00 an WIB. Setelah sampai di Pekanbaru, tidak langsung ke Dumai, melainkan muter-muter ke Peskanbaru terlebih dahulu. Berangkat ke Dumai dilanjutkan keesokan harinya karena perjalanan ke Dumai pada kesempatan kali ini dengan menggunakan jalur udara. Sebenarnya dari Pekanbaru ke Dumai juga bisa ditempuh dengan jalur sungai dan darat namun waktu tempuhnya yang cukup lama kurang lebih 6-7 jam, sedangkan jika menggunakan jalur udara hanya sekitar 30 menit.
Penerbangan ke Dumai dari Pekanbaru kalau kita mencari diinternet katanya dapat menggunakan maskapai Pelita Air dan Sky Air, namun pada kesempatan ini saya menggunakan Sky Air dengan jenis pesawat Fokker-50 yang berangkat dari Bandara SSK II pada pukul 10.00 WIB. Bandara di Dumai, awalnya merupakan bandara milik dari perusahaan minyak, pengelolaannya pun masih terbatas, bandaranya kecil. Saat check in pun hanya meja panjang, pemeriksaan barang bawaan masih dilakukan secara manual.

Kota Dumai dapat dikatakan sebagai kota sibuk, kota nya kecil namun banyak berdiri pabrik disekitarnya. Rata-rata pabrik di Kota Dumai ini merupakan pabrik pengolahan minyak mentah, sedangkan tempat eksplorasi minyaknya berada di Kota Duri dan sekitarnya. Selain minyak mentah juga terdapat pabrik pengolahan minyak sawit.
Dengan banyaknya pabrik yang ada di Kota Dumai, maka banyak pula angkutan transportasi yang membawa bahan baku sawit dan hasil olahan minyak mentah dan sawit untuk dikirim ke alamat tujuan, sehingga jangan kaget kalau jalan di Dumai tidak sedikit yang rusak. Kesibukan di Kota Dumai, tidak hanya terlihat di jalan raya dengan lalu lalangnya truk-truk besar namun kesibukan juga terlihat di pelabuhan, banyak juga bersandar kapal-kapal besar yang mengisi minyak hasil olahan untuk dikirim ke luar Dumai bahkan di ekspor ke luar negeri.
Kesan pertama ketika pertama kali menginjak kota Dumai, bahwa kota ini merupakan kota Industri minyak. Banyak-banyak dijalanan kota berlalu lalang mobil-mobil besar seperti pajero dan sejenisnya membawa karyawan perusahaan minyak, warganya juga banyak yang bekerja di pabrik minyak, dengan ciri-ciri sepatu PDL, gede terbuat dari kulit, celana jeans, dan kemeja berkerah yang digunakn dilapangan, kadang juga ada yang membawa alat komunikasi Handy Talkie (HT).
Dumai, merupakan kota dengan cuaca panas, udaranya sedikit tercemar terutama bau dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Makanan modern seperti makanan cepat saji sudah ada, mall-mall juga sudah ada meskipun masih terbatas jadi bagi yang akan berkunjung ke Dumai, jika kangen dengan makanan cepat saji tidak usah khawatir. Seperti di daerah Riau pada umumnya, makanan yang mudah dicari adalah warung makan padang, begitu juga di Dumai, namun bagi yang ingin wisata kuliner di Dumai, pergilah ke jalan ombak disana banyak ditemui makanan dari daerah lain, ada martabak, sate ponorogo, nasi goreng, dan lain-lainnya.
Alat transportasi yang dapat digunakan jika ingin jalan-jalan di kota Dumai, ada angkutan becak yang terdiri dari becak onthel dan motor, tinggal pilih nyaman yang mana.
Mengenai penginapan, di Dumai ada juga hotel dengan pelayanan berkelas hotel berbintang, mungkin juga wisma atau losmen juga banyak. Jadi bagi yang akan berkunjung ke Dumai tidak perlu khawatir. Hanya saran saja, bagi yang akan ke Dumai dengan jalur udara, tidak perlu membawa barang dalam jumlah yang banyak karena pesawat yang digunakan pesawat kecil, untuk lebih praktis saat membawanya saja.

By MNA