Pages

Monday 30 December 2013

Google Blokir Akun Politisi Belanda Pembenci Islam

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Google telah menonaktifkan akun surat elektronik (email) milik politisi sayap kanan Belanda, Geert Wilders. Hal ini menyusul keluhan yang menyebutkan pria itu telah menggunakannya untuk menyebarkan kampanye anti-Islam.
“Luar biasa! Google baru saja memblokir akun (email) saya. Tampaknya keberatan yang diajukan Rabbae telah sukses,” kata Wilders lewat Twitter-nya seperti dikutip oleh NL Times, Jumat (27/12).
Kicauan Wilders tersebut mengacu pada keluhan yang disampaikan oleh Mohammed Rabbae atas nama Dewan Nasional Maroko kepada Google, beberapa waktu lalu.
Di situ Rabbae mengungkapkan Wilders telah menyalahgunakan layanan yang disediakan oleh perusahaan teknologi raksasa itu dengan menyebarkan pesan-pesan kebencian terhadap Islam.
Langkah Rabbae ini kemudian diikuti pula oleh komplain-komplain serupa dari banyak orang. Keberatan tersebut mereka ajukan setelah Wilders menggunakan akun Google miliknya untuk mempromosikan stiker anti-Islam pada pekan lalu.
Pada stiker itu tertulis sejumlah kalimat penghinaan terhadap agama Allah. Di antaranya, ‘Islam adalah sebuah kebohongan. Muhammad seorang kriminal. Alquran adalah racun.’
Wilders pun sepertinya tak pernah berhenti memusuhi Islam. Setelah Google menonaktifkan akun miliknya, ia meluncurkan akun baru di mana orang dapat memesan stiker-stiker anti-Islam buatannya.

Bahaya Sering Menyantap Makanan Instan

REPUBLIKA.CO.ID, Diabetes mellitus (DM) tak hanya menyerang orang dengan riwayat DM tapi juga pada orang yang berpola makan tidak baik. ''Terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan, kurang mengkonsumsi makanan berserat, serta olahraga yang tidak teratur dapat memicu diabetes,'' ujar dokter Asep Saeful Rohmat SpPD, spesialis penyakit dalam RS Pusat Pertamina, Jakarta. 
DM adalah penyakit metabolisme yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah akibat kelainan kerja hormon insulin. Memang, penyakit yang di Indonesia merupakan pembunuh manusia nomor tiga setelah jantung dan kanker ini, tidak dapat disembuhkan. Namun ia dapat dikontrol. 
Dengan kemauan dan sedikit disiplin, upaya mengontrol DM bukanlah pekerjaan yang sulit. ''Perencanaan makan, olahraga secara teratur, serta minum obat hipoglikemik (obat oral atau insulin) adalah tiga langkah yang harus dijalani penderita seumur hidupnya jika ingin tetap sehat.'' 
Diabetesi juga disarankan berhati-hati dalam memilih obat. Obat tradisional atau jamu yang konon bisa menormalkan kadar gula darah harus diwaspadai. ''Jangan sampai ginjalnya rusak oleh racun yang berasal dari ekstrak jamu,'' lanjut Asep.
Menurut Asep, lebih baik diabetesi mengandalkan obat sintetis yang dianjurkan dokter. ''Meski dikonsumsi seumur hidup tidak akan membawa efek samping.'' Namun jika tetap yakin akan keampuhan obat tradisional, Asep tak melarang untuk mencobanya. Hanya saja sebaiknya tetap mengkonsumsi obat dokter dan konsultasi secara berkala. 

Friday 20 December 2013

Resep Jaga Lisan Ala Al-Ghazali

REPUBLIKA.CO.ID, Lidah memang tak bertulang, demikian ungkapan yang lazim beredar di telinga. Goresan yang disebabkan lidah sering kali lebih membekas ketimbang sayatan benda tajam sekalipun. Maka, Islam menganjurkan lebih baik diam daripada berbicara tak tentu arah, apalagi berkata keburukan.    
Imam al-Ghazali, dalam magnum opusnya Ihya Ulumiddinmemaparkan sejumlah kiat agar tak mudah terpeleset lidah. Kesemua langkah itu pada hakikatnya merupakan upaya pengendalian diri untuk mengatur dan mengelola pergerekan lidah dengan baik. 
Langkah pertama, ungkap sosok kelahiran Thus 1058 M/150 H itu, jauhi perbincangan yang tak penting atau sekadar hura-hura. Di antara kesalahan lidah, kala membicarakan hal-hal yang tak perlu. Rasulullah SAW pernah menegaskan, sebaik-baik keislaman seorang ialah saat ia meninggalkan perkara yang tak perlu. Termasuk, berbicara yang tidak membawa manfaat. 
Suatu ketika, seperti dinukilkan Anas bin Malik RA, Rasulullah pernah mengomentari seorang sahabat yang terdiam kala sang ibu mengusap wajahnya. Sahabat itu, mengikatkan ke perut untuk menahan rasa lapar. Peristiwa itu terjadi ketika Perang Uhud. “Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin, ia tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.” 
Cara yang kedua, menurut tokoh yang bermazhab Syafi'i ini, jaga diri boros berbicara. Membicarakan apa pun dengan cara yang berlebihan pula. Biasanya, ini dilakukan untuk menarik perhatian seseorang. Padahal, topiknya sangat tidak penting dan tidak ada kaitannya dengan objek yang diajak bicara. 
Tuntunan untuk tidak boros pembicaraan tersebut sesuai dengan seruan Alquran dalam surah an-Nisaa ayat ke-114. “Tidak ada kebaikan pada banyaknya suatu obrolan kecuali dalam perbincangan itu ada perintah untuk bersedekah, berbuat baik, atau perintah untuk mendamaikan sesama manusia.” 
Dan ketiga, menurut figur yang pernah menjadi kanselir di Madrasah Nizhamiyah Baghdad itu,  jangan sampai lidah terpancing dengan obrolan-obrolan yang berkaitan dengan perkara batil. Kerap berbicara batil bisa mengantarkan seseorang ke api neraka. Penegasan ini seperti yang diabadikan dalam Alquran. 
Surah al-Muddatsir ayat 42-45 mengisahkan tentang perbincangan antara ahli surga dan penghuni neraka. Ketika penghuni neraka ditanya, apa pasal mereka masuk siksaan tersebut? “Dahulu kami tidak pernah melakukan shalat, tidak memberi makan kepada orang miskin, dan kami biasa mengobrolkan hal-hal yang batil dengan orang-orang yang membicarakannya.” 
Syekh al-Ghazali yang berjuluk hujjat al-Islam mengatakan, cara yang keempat, jangan berdebat berlebihan. Debat memang berguna bagi murid yang sedang belajar. Tetapi, bagi seorang alim, debat adalah sesuatu yang harus ia hindari.  Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga.” 

[Sumber : www.republika.co.id]

Thursday 19 December 2013

Golongan Putih dalam Pilkada/Pemilu

Dalam sebuah skripsi yang ditulis oleh Irene Butar-Butar dengan judul "Fenomena Golongan Putih Dikalangan Masyarakat" dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (link download e-book) bahwa yang dimaksud dengan golongan putih yang selanjutnya disebut Golput adalah orang-orang yang tidak menggunakan hak pilih suaranya dalam pemilihan umum. Golput yang disebut juga 'No Voting Decision' apabila berkeputusan untuk tidak memilih salah satu dari kontestan yang tersedia pada kertas suara ketika dilakukan pemungutan suara.
Menjelang pesat demokrasi di Indonesia yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Apri 2014 sesuai dengan Tahapan Pemilu yang ditetapkan oleh KPU bahwa isu Golput semakin tinggi sebagaimana diberitakan atau didiskusikan di media massa bahkan MUI Pusat pun sampai mengeluarkan fatwa bahwa golput adalah haram, meskipun demikian ternyata fatwa bahwa golput haram banyak organisasi Islam di Indonesia yang tidak sependapat, seperti yang dikemukakan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar Farid Mas’udi.
Seputar isu Golput ini banyak pihak atau pengamat politik yang menyatakan bahwa faktor yang banyak mempengaruhi masyarakat untuk Golput yakni karena hasil pemilu yang mengecewakan masyarakat antara lain adanya Wakil Rakyat dan Pimpinan Daerah yang terlibat skandal korupsi. Pendapat saya ada yang berbeda dengan pendapat para pengamat politik mungkin hanya menambahkan pendapat yang sudah ada.
Menurut saya, banyaknya masyarakat yang Golput selain karena produk pilkada/pemilu yang diberbentuk Wakil Rakyat dan Pimpinan Daerah yang korupsi juga karena mahalnya biaya untuk berpartisipasi dalam Pilkada/Pemilu.
Di suatu daerah di Indonesia, dalam 1 tahun terdapat 3 kali pemilihan, ada Pemilihan Kepala Desa (Kades), Pemilihan Bupati/Walikota, kemudian Pemilihan Gubernur. Jika masyarakat di daerah tersebut merantau, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk berpartisipasi dalam 3 pemilihan tersebut apalagi penyelenggaraanya pada bulan yang berbeda. Contoh (hanya ilustrasi saja) ada wargaJawa Timur yang merantau ke Jakarta, kebetulan KTP masih berdomisili di Jawa Timur, misal pelaksanaan Pemilihan Kades pada Februari 2013, Pemilihan Bupati/Walikota pada bulan Juni 2013, Pemilihan Gubernur Agustus 2013. Jika warga tersebut pulang ke kampungnya untuk berpartisipasi berapa biaya yang harus ditanggung? kemudian ditambah ada mudik lebaran sehingga ada 4 kali kemungkinan dia pulang ke kampng halamannya.
Contoh perhitungan biaya pulang kampung untuk 1 warga ke Jawa Timur, untuk satu kali perjalanan misalnya menghabiskan Rp.500.000,- berarti jika 4 kali pulang maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.500.000 x (4 x 2) = Rp. 4.000.000,-. Jika pulang bersama suami istri maka Rp. 4.000.000,- x 2 = Rp. 8.000.000,-. Sedangkan biaya tersebut dibandingkan dengan penghasilan per tahun berapa persennya, belum kalau pulang membawa oleh-oleh atau pecingan untuk keponakan. Apakah penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU sudah memikirkan hal tersebut?
Menurut saya harus ada solusi, apakah akan selamanya pemilihan di Indonesia itu dengan cara manual (nyoblos kertas ditempat dimana KTP / ID Kependudukan kita didaftarkan)? Barangkali kita harus mencoba e-voting sehingga untuk memilih tidak harus di tempat KTP / ID Kependudukan kita didaftarkan. Misalnya di Jakarta ada tempat khusus perwakilan untuk pemilihan bagi warga Jawa Timur, jadi KTP/ ID Kependudukan kita didaftarkan terlebih dahulu kemudian dapat PIN yang akan digunakan untuk registrasi saat akan mencoblos, sehingga pesta rakyat tetap terselenggara meskipun berpartisipasinya tidak hadir ditempat.

Wednesday 11 December 2013

Download Kalender 2014

Akhir 2013 hanya tinggal menghitung minggu lagi, bagi saudara yang ingin mendowload kalender 2014, berikut ada link download kalender NU lengkap dengan kalender masehi dan hijriyah. Semoga Bermanfaata,,aamiin
Download

Tuesday 10 December 2013

Cinta Tanah Air

Lirik, Aransmen, Music, Vocal Oleh :
Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya
Lirik: Cinta Tanah Air

Keindahan bumi pertiwi
Terhias untaian mutiara
Pembangun bangsa yang sejati
Harum namanya di Nusantara

Jejak-jejak para Pendahulu
Sejarah saksi kehidupannya
Tersurat tersirat masa lalu
Jadi bekal untuk penerusnya { 2x}

Merah putih melekat didada
Disinari pancaran imannya
Dimanapun ia berada
Tetap cinta Indonesia

Pejuang agama kemerdekaan
Cermin untuk setiap pribadinya
Banyak sudah yang melupakan
Yang sehingga mudah digoyahkan { 2x}

Reff :    
Wahai bangsaku yang kubanggakan
Relakah negerimu terpecah belah
Melenturnya kepercayaan
Fitnah melanda bagaikan wabah

Bangsa yang besar akan menghormati
Para Pemuka dan para Leluhurnya
Baginya tiada hidup tanpa arti
Amanah tertumpu masa depan dipundaknya
{Ref 2x}

Coda :   
Merah putih melekat di dada
Disinari pancaran imannya
Dimanapun Ia berada
Tetap cinta Indonesia

Kesatuan dan Persatuan
Benteng yang kokoh di Nusantara
Jati diri insan yang bertuhan
Menjaga keutuhan Negara
{Coda 3x}
Hak Cipta Ada Pada Al Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya

Kisah Ulama Asal Banten yang Menjadi Imam Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Indonesia pernah memiliki seorang ulama ternama di jazirah Arab. Ia menjadi imam di Masjidil Haram, mengajar di Haramain, menulis buku yang tersebar di Timur Tengah.
Dialah  Syekh Nawawi Al Bantani. Namanya sangat terkenal di Saudi hingga dijuluki “Sayyidul Hijaz”,  yakni ulama di kawasan Hijaz. Kefakihannya dalam agama pun membuatnya dijuluki Nawawi kedua, maksudnya penerus ulama dunia terkenal, Imam Nawawi.

Nama dan gelar lengkap beliau, yakni Abu Abdullah Al-Mu'thi Muhammad Nawawi bin Umar Al-Tanari Al-Bantani Al-Jawi. Ia lahir di Kampung Pesisir Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten, 1230 Hijriyah atau 1815 Masehi. Ayahnya, Umar bin Arabi, merupakan seorang ulama di Banten. Bahkan, ada kabar Syekh Nawawi merupakan keturunan Sunan Gunung Jati dari Sultan Banten pertama, Maulana Hasanuddin. Syekh Nawawi juga dikabarakan masih memiliki jalur nasab dari Husein,  cucu Rasulullah.

Sejak kecil, ia dibawah didikan sang ayah. Tak heran jika Nawawi kecil telah terbiasa dengan didikan agama. Tak hanya itu, ayahnya juga mengirimnya kepada temannya yang juga seorang ulama Banten, KH Sahal, dan seorang ulama di Purwakarta, KH Yusuf. Baru, pada usia 15 tahun, Syekh Nawawi pergi ke Arab Saudi. Di tanah kelahiran Islam, ia memantapkan ilmu agamanya. Ulama besar Saudi menjadi gurunya.

Setelah tiga tahun menempa ilmu di Tanah Suci, Syekh Nawawi kembali ke Tanah Air. Tapi, saat pulang, ia tak senang dengan kondisi penjajahan Belanda. Ia kemudian kembali lagi ke Makkah dan menjadi penuntut ilmu. Sejak keberangkatan itu, ia tak lagi pulang ke Indonesia hingga akhir hayat.

Di Makkah, Syekh giat menghadiri majelis ilmu di Masjidil Haram. Hingga, kemudian seorang imam masjid utama tersebut, Syekh Ahmad Khatib Sambas meminta Nawawi untuk menggantikan posisinya. Maka, mulailah Syekh Nawawi menjadi pengajar dan membuka majelisnya sendiri di Masjidil Haram. Murid syekh berdatangan dengan jumlah yang banyak. Bahkan, beberapa di antara muridnya merupakan pemuda asal Indonesia. Salah satu muridnya, yakni KH Hasyim Asy'ari pendiri Nadlatul Ulama (NU).

Syekh Nawawi mengabdikan hidupnya untuk mengajar. Ia pun terkenal giat menulis dan menghasilkan banyak karya. Sampai-sampai, banyak manuskripnya disebarkan bebas kemudian diterbitkan tanpa royalti. Sedikitnya, 34 tulisannya juga masuk dalam Dictionary of Arabic Printed Books. Karya lainnya mencapai seratus buku dari berbagai cabang ilmu Islam.
 
Di antara bukunya yang terkenal, yakni Tafsir Marah Labid, Atsimar Al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, Al-Futuhat Al-Madaniyah, Tafsir Al-Munir, Tanqih Al-Qoul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim Al-Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al-Daani, Bugyah Al-Awwam, Futuhus Samad, dan al-Aqdhu Tsamin. Tak sedikit dari karya-karyanya yang diterbitkan di Timur Tengah. Universitas Al Azhar Kairo juga pernah mengundang syekh karena karya-karyanya yang digemari kalangan akademisi.

Buku-bukunya memang tersebar di Mesir. Di universitas Islam tertua itu, syekh menjadi pembicara dalam sebuah diskusi ilmiah.

Meski tak pernah mengajar di ranah nusantara, syekh menyebarkan ilmu melalui karya kepada masyarakat Indonesia. Karya-karyanya bahkan menjadi buku wajb di pesantren-pesantren. Bagi komunitas santri, Syekh Nawawi merupakan mahaguru yang banyak memberikan ilmu mengenai landasan beragama. Apalagi, ia juga merupakan guru dari sang pendiri NU. Sehingga, tak sedikit yang menyebut Syekh Nawawi sebagai akar tunjang tradisi intelektual ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Pemikiran
Syekh Nawawi sering kali menyatakan diri sebagai penganut paham Asy'ariyyah dan Maturidiyyah, sebuah paham yang dilahirkan Abu Hasan Al Asyari dan Abu Manshur Al Maturidi. Keduanya merupakan kelompok yang memfokuskan diri pada pembelajaran sifat-sifat Allah. Dari Syekh Nawawi, paham tersebut pun kemudian tersebar di nusantara.

Adapun dalam mazhab fikih, syekh Nawawi memilih mengikuti Imam Syafi'i. Hal ini terlihat dari karya-karyanya dalam ilmu fikih. Syekh Nawawi juga mempelajari ilmu tasawuf dan mengajarkannya. Ia bahkan menulis sebuah karya yang menjadi rujukan utama seorang sufi. Imam Al Ghazali juga banyak memengaruhi pemikiran Syekh Nawawi.

Ulama nusantara ternama internasional ini wafat di Syeib A'li, pinggiran Kota Makkah, pada 25 Syawal 1314 Hijriyah atau 1879 Masehi. Ia kemudian dimakamkan di pemakaman Ma'la. Hingga kini, masyarakat nusantara, terutama masyarakat Banten, selalu memperingati hari wafatnya setiap tahun.

Saturday 7 December 2013

Hikmah Angkat Tangan bagi Imam Syafi‘i

Segala sesuatu ada tempatnya? Kurang. Yang pas, segala sesuatu ada tempat dan waktunya. Segala sesuatu itu juga berlaku buat tindakan mengangkat tangan dalam sembahyang. Angkat tangan menjadi sunah tersendiri. Jangan sampai salah waktu. Salah-salah bisa menjadi makruh.

Angkat tangan dalam sembahyang disunahkan di empat waktu. Pertama, saat takbiratul ihram. Kedua, bila hendak turun untuk ruku’. Ketiga, ketika i‘itdal (berdiri tegak usai ruku‘). Keempat, bila berdiri kembali setelah duduk tasyahud awal.

Tindakan angkat tangan yang disunahkan itu bukan tanpa alasan. Ulama menyatakan sejumlah hikmah angkat tangan. Salah satunya dapat membuka hijab Allah. Perihal ini dicantumkan Syekh Nawawi Banten dalam Kasyifatus Saja berikut ini.

وحكمة رفع اليدين فى الصلاة كما قال الشافعى رحم الله تعالى تعظيمه تعالى حيث جمع بين اعتقاد القلب ونطق اللسان المترجم عنه وعمل الأركان. وقيل الإشارة الى طرح ما سواه تعالى والإقبال بكليته على صلاته. وقيل الإشارة الى رفع الحجاب بين العبد وبين ربه. وقيل غير ذلك

“Hikmah mengangkat tangan dalam sembahyang seperti dikatakan Imam Syafi‘i RA ialah praktik menakzimkan Allah SWT karena dengan angkat tangan seseorang menyatukan sekaligus keyakinan hati, ucapan yang mengungkapkan isi hati, dan tindakan anggota badannya.”
Syekh Nawawi Banten melanjutkan, sedangkan ulama lain mengatakan hikmah angkat tangan menjadi isyarat untuk menghalau segala selain Allah dari hati dan menghayati sembahyang secara total.
Sementara ulama lain berpendapat, angkat tangan bertujuan menguak hijab antara Allah dan hamba-Nya. Bahkan, ada hikmah lainnya. Wallahu A‘lam.

[sumber : www.nu.or.id]

Friday 6 December 2013

Alhamdulillah yang Dilarang

Sebagaimana dianjurkannya bacaan basmalah di awal perbuatan, demikian pula hamdalah di akhir segala amal. Bahkan dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Allah swt. akan meridhai hambanya yang setiap makan terlebih dahulu membaca "bismillah" dan mengakhirinya dengan "alhamdulillah".

Jika Allah swt. telah meridhai sebuah makanan maka tidaklah mungkin makanan itu mengandung dampak negatif sebagaimana yang banyak dikhawatirkan manusia zaman sekarang. Ada yang mengandung kolesterol, mengandung gula, mengandung bahan kimia dan lain sebagainya. Andaikata semua kandungan itu benar adanya, namun Allah swt meridhai hambanya akan makanan tersebut karena mendahului makan dengan bacaan "bismillah" dan mengakhirinya dengan hamdalah. Maka Allah swt pasti telah menyiapkan hikmah dibalik itu semuanya yang jauh lebih sesuai untuk hamba-Nya.

Akan tetapi perlu diketahui, bahwa tidak semua kegiatan boleh diakhiri dengan ucapan "alhamdulillah", karena menjadi haram hukumnya mengucapkan "alhamdulillah" setelah melakukan pekerjaan yang mengandung kemaksiatan. Misalkan mengucapkan "alhamdulillah" setelah minum alkohol, atau setelah melakukan zina dan lain sebagainya.

Tentunya tidak hanya hukum haram yang dijelaskan di sini. Karena pada dasarnya ada banyak tafsil hukum mengenai bacaan "alhamdulillah" sebagaimana dalam kitab al-Bujairomi alal Khatib:

الحمد أقسام أربعة : إما واجب كما فى خطبة الجمعة, أومندوب كما فى الأدعية ابتداء وختاما ونحو الأكل, أو مكروه ككونه فى الأماكن القذرة أو بفم نجس أوحرام كالحمد عند الفرح بالمعصية
(Hukum) membaca hamdalah itu ada empat macam:  1) wajib seperti membaca hamdalah dalam khotbah jum’at. 2) sunnah seperti ketika mengawali dan mengakiri do’a dan (amal kebaikan lainnya) seperti makan. 3) makruh seperti membaca hamdalah di tempat yang kotor atau mulut dalam keadaan najis. 4)haram ketika membaca hamdalah ketika merasa senang telah melakukan kemaksiatan.

Dengan kata lain mengucap hamdalah memiliki hukum sendiri-sendiri yang sangat tergantung dengan kondisinya. Bisa wajib, sunnah, makruh dan juga haram.

[sumber : www.nu.or.id]

Tuesday 3 December 2013

Sengketa Pilkada Kabupaten Tegal

PHPU Kab. Tegal: Saksi Pasangan Enthus Susmono-Umi Azizah Bantah Dalil Permohonan
Saksi dari pihak termohon dan pihak terkait usai pengambilan sumpah oleh Majelis Hakim dalam Sidang Sengketa Pemilukada Kab. Tegal, Kamis (28/11) di Ruang Sidang Pleno Gedung MK. Foto Humas/Ganie.

Sidang Perkara Sengketa Pemilukada Kabupaten Tegal kembali digelar, Kamis (28/11). Pada sidang kali ini Pihak Terkait (Pasangan Enthus Susmono-Umi Azizah) menghadirkan saksi-saksi yang justru membalikkan dalil-dalil permohonan Pemohon (Pasangan  Moh. Edi Utomo-Abasari) tentang adanya praktik politik uang, kampanye hitam, dan ketidaknetralan aparat keamanan.  
Muhammad Lutfi selaku Tim Sukses Pihak Terkait menyampaikan pada 28 September 2013 di  Desa Danawarih telah terjadi aksi bagi-bagi uang atau money politic. Saat itu, Lutfi menangkap salah satu kader Pihak Terkait bernama Agung Rahmatullah yang membawa amplop berisi uang dan bergambar Pasangan Moh. Edi Utomo-Abasari. “Ada sekitar 800 orang di Desa Danawarih, namun yang tertangkap hanya empat lembar amplop. Setelah ditangkap orang yang membagikan uang tersebut, kami melaporkan sesuai prosedur ke petugas PPL, kemudian PPL menghubungi Panwascam sehingga dibuatkan berita acara. Kami juga menghubungi tim advokasi Pasangan Enthus Susmono-Umi Azizah, mereka datang, Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pelaku dibawa ke Polres Tegal dan dilaporkan ke Panwas Kabupaten Tegal,” jelas Lutfi.
Lutfi juga mengatakan adanya black campaign yang justru dilakukan oleh Pemohon. Menjelang hari pencoblosan, lanjut Lutfi, ditemukan ribuan selebaran gelap yang menyudutkan Pihak Terkait. Seleberan tersebut bertuliskan informasi yang mengatakan Enthus Susmono adalah orang yang gemar menikah dengan menggunakan bahasa Jawa.
Sementara itu, Muhammad Mashadi yang bertindak sebagai Pengendali Banser dalam Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Tegal menampik tudingan bahwa Banser mengganggu pemilih. Mashadi menjelaskan bahwa Banser dimaksud hanyalah menggunakan hal pilihnya di TPS masing-masing, namun memang dengan menggunakan pakaian seragam Banser. “Banser tidak memihak pada salah satu pasangan calon manapun. Tapi-tiap Banser punya hak pilih sendiri-sendiri dan kebetulan mereka memakai baju seragam Banser dan itu tidak apa-apa asal sopan,” ujar Mashadi.
Mashadi juga menjelaskan bahwa anggota Banser di Kabupaten Tegal memang mengamankan kampanye pasangan calon. Mashadi pun mengakui Banser di Kabupaten Tegal mendapat permintaan untuk membantu keamanan kampanye Pasangan Calon No. Urut 1 (Pasangan Himawan-Budi) dan Pasangan Calon No. Urut 5 (Pemohon).
Dalam sidang kali ini, Ketua Panel Hakim Maria Farida Indrati juga mengesahkan bukti-bukti yang diajukan para pihak. Pihak Pemohon mengajukan 63 bukti, KPU Kabupaten Tegal mengajukan 50 bukti, dan Pihak Terkait mengajukan 19 bukti. Sidang kali ini merupakan sidang pembuktian terakhir sehingga para pihak diminta untuk memberikan kesimpulan paling lambat Jumat (29/11) pukul 15.00 WIB. “Setelah menyerahkan kesimpulan, para pihak tinggal menunggu pemanggilan untuk mendengarkan putusan Mahkamah,” tukas Maria sembari menutup sidang. (Yusti Nurul Agustin/mh)