Pages

Friday 15 January 2016

Secuil kisah Habib Syech


Mengakrabkan Diri Dengan Anak

Mengakrabkan diri dengan anak, mungkin itu terlihat aneh, namun tentunya bagi yang sering berjauhan dengan anak karena alasan tertentu biasanya pekerjaan hal ini menjadi sangat penting.
Lantas bagaimana kita mengakrabkan diri dengan anak sementara intensitas pertemuannya terbatas. Mengatasi hal tersebut kita sangat beruntung karena apa yang ada di dunia ini saling berpasangan, terkait dengan pertemuan ada istilah kuantitatif dan kualitatif. 
Jika secara kuantitatif tidak terpenuhi, masih ada kualitatif, bagaimana pertemuan kita dengan anak lebih berkualitas, lebih bermakna sehingga hubungan normalnya orang tua dengan anak tidak berkurang.
Berdasarkan pengalaman pribadi, proses mengakrabkan diri dengan anak yang secara kuantitatif sangan jarang bertemu yakni dengan komunikasi. Komunikasi yang saya lakukan dengan anak  kita tentunnya dilakukan sejak anak dalam kandungan bundanya, selain komunikasi juga melakukan pendekatan dengan menanamkan ciri tertentu ke anak, misalnya dari suara dan aroma tubuh kita.
Berikut beberapa langkah yang saya lakukan bagaimana kita mengakrabkan diri dengan anak antara lain:
  1. Pada saat anak kita masih bayi (belum 1 tahun), saya sering nyanyi lagu-lagu ke anak saya, tujuannya agar anak kita mengenal suara kita, sehingga meskipun belum tahu siapa saya , si anak akan paham dengan suara kita.
  2. Menggendong anak kita dengan lebih mendekatkan ke badan kita, tujuannya agar si anak tahu aroma badan kita sehingga alam bawah sadar si anak akan merekam aroma badan siapa dan mungkin juga menerka siapa kita.
  3. Ketika kita menelepon istri kita, upayakan agar si istri memberi tahu si anak bahwa ini papa, ayah, memang agak lucu ketika handphone berbunyi si anak akan bilang papa papa.
  4. Istri menyimpan foto diri kita, dan selalu dikenalkan ke anak kita bahwa ini papa atau ayah.

Thursday 14 January 2016

Sisi lain dampak perekonomian daerah sekitar akibat Tol Cipali

Tulisan ini tidak sampai membahas secara mendetail dampak perekonomian daerah sekitar khususnya Indramayu.
Berikut ulasan dari media.

Tol Cipali Beroperasi, Perekonomian Indramayu Terpuruk

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Keberadaan jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang diresmikan Presiden Jokowi pada Juni 2015, secara umum meningkatkan  perekonomian di Wilayah Cirebon. Namun, untuk Kabupaten Indramayu, tol terpanjang di Indonesia itu malah membuat sejumlah sektor usaha mengalami penurunan omzet bahkan bangkrut.

Hal itu terungkap dari hasil kajian yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, yang menggandeng PT Otima Solusi Indonesia selaku konsultan riset. Survei terkait dampak Tol Cipali terhadap sektor perekonomian di Wilayah Cirebon itu dilakukan selama tiga bulan.

Direktur Optima Solusi Indonesia, Budi Raharjo menjelaskan, di Kabupaten Indramayu, ada lima sektor usaha yang disurvei di antaranya, restoran, SPBU, dan angkutan umum.

''Sejak Tol Cipali beroperasi, sekitar 46 persen restoran di jalur pantura Indramayu gulung tikar,'' terang Budi, saat menjadi pemateri di acara Economy Outlock 2015 Dampak Tol Cipali di Kantor Bank Indonesia Cirebon, Selasa (29/12).

Untuk sektor usaha SPBU, kata Budi, para pengusaha SPBU di jalur pantura Indramayu pun menurun omzetnya hingga 75 persen. Hal ini karena, banyak kendaraan yang semula melalui jalur pantura kini beralih ke Tol Cipali.

Menurut Budi, penurunan omzet pun terjadi di sektor angkutan umum yang biasa beroperasi di jalur Pantura. Sejak Tol Cipali diresmikan, omzet pengusaha angkutan umum di jalur Pantura Indramayu berkurang sekitar 43 persen. Kondisi tersebut akhirnya membuat para nasabah yang memiliki usaha di jalur pantura Indramayu mengalami kredit macet.

 sumber : republika.co.id
Pada saat membaca artikel ini, saya pun langsung mengiyakan meskipun tidak melakukan penelitian secara mendalam hanya berdasarkan pengalama pulang kampung yang kebetulan melewati daerah tersebut. 

Wednesday 13 January 2016

Memilih Teman atau Pacar

Memilih teman atau pacar? sebuah pertanyaan yang gampang-gampang susah untuk di jawab, atau mungkin ada yang langsung memiliki jawaban salah satu diantara dua pilihan tersebut.
Pertanyaan ini mungkin telah ada sejak dulu kala, sejak orang tua kita masih muda atau bahkan belum menikah. Munculnya pertanyaan ini ada sebuah kejadian sekitar teman-teman saya yang terhubung dengan media sosial untuk menyambung silaturahmi, teman-teman sekolah tentunya.
Melalui media sosial tersebut, kami saling menyapa, cerita-cerita pengalaman zaman sekolah, bahkan cerita-cerita saat sekarang. Pada suatu saat kami satu rekan sekolah yang tergabung dalam grup di media sosial menjodoh-jodohkan 2 rekan kami sebut saja si P (teman Putra) dan si Pi (teman Putri). Dari perjodohan tersebut kami menilai diantara rekan kami ini si P dan si Pi ada rasa saling mencintai namun entah mengapai keduanya tidak mengakui dan mengikrarkannya, meskipun semua bukti sudah ada namun mereka tetap menyangkal jika mereka hanya sekedar berteman. 
Singkat cerita, si P ternyata sedang menaruh hati pada seseorang disana, yang jelas seseorang tersebut bukan teman sekolah kami dan kami tidak mengenalnya. Diantara teman kami dalam grup di media sosial tersebut, justru si Pi yang mengetahui terlebih dahulu jika si P telah punya pacara dan menyuruh kami untuk tidak membully si P tentang perjodohan tersebut. Kemudian diantara kami, kok si Pi mengetahui terlebih dahulu kalau si P telah punya cewek, hehehe jangan-jangan tanpa sepengetahuan kami si P sering komunikasi dengan si Pi sampai-sampai hal-hal yang private pun sudah diceritakan.
Kurang lebih perjodohan kami antara si P dan si Pi telah berjalan 2 bulan, tiba-tiba si Pi bercerita kepada salah satu rekan kami, kalau contact media sosial si Pi di delete oleh si P di media sosial milik si P, bahkan ceweknya si P semacam menginterogasi si Pi mengenai status sebenarnya antara si P dan si Pi, apakah hanya sekedar teman atau punya  hubungan lebih.
Setelah mendelet contact media sosial si Pi, mungkin si P merenung dan hasil renungannya yakni mencoba untuk menginvite akun media sosial si Pi, tentunya si Pi  bukan teman yang bernilai rendah, dengan bangganya dia mengabaikan si P yang menginvite kembali akun media sosial si Pi. 
Dari kisah tadi, jika ini menimpa pembaca kalian, lebih memilih siapa? Teman atau Pacar.
-Ada yang mau menjawab--??
--Komunikasi itu penting, maka berkomunikasilah agar tidak terjadi salah paham diantara kalian--