by MNA
- Perjalanan kali ini dimulai dari Jakarta menuju ke Pekanbaru dengan menggunakan pesawat udara. Berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju ke BandaraSultan Syarif Kasim II dengan maskapai Garuda Indonesia dengan waktu keberangkatan pukul 08.35 WIB dan sampai di Bandara SSK II sekitar pukul 10.00 an WIB. Setelah sampai di Pekanbaru, tidak langsung ke Dumai, melainkan muter-muter ke Peskanbaru terlebih dahulu. Berangkat ke Dumai dilanjutkan keesokan harinya karena perjalanan ke Dumai pada kesempatan kali ini dengan menggunakan jalur udara. Sebenarnya dari Pekanbaru ke Dumai juga bisa ditempuh dengan jalur sungai dan darat namun waktu tempuhnya yang cukup lama kurang lebih 6-7 jam, sedangkan jika menggunakan jalur udara hanya sekitar 30 menit.
Penerbangan
ke Dumai dari Pekanbaru kalau kita mencari diinternet katanya dapat menggunakan
maskapai Pelita Air dan Sky Air, namun pada kesempatan ini saya menggunakan Sky
Air dengan jenis pesawat Fokker-50 yang berangkat dari Bandara SSK II pada
pukul 10.00 WIB. Bandara di Dumai, awalnya merupakan bandara milik dari
perusahaan minyak, pengelolaannya pun masih terbatas, bandaranya kecil. Saat
check in pun hanya meja panjang, pemeriksaan barang bawaan masih dilakukan
secara manual.
Kota
Dumai dapat dikatakan sebagai kota sibuk, kota nya kecil namun banyak berdiri
pabrik disekitarnya. Rata-rata pabrik di Kota Dumai ini merupakan pabrik
pengolahan minyak mentah, sedangkan tempat eksplorasi minyaknya berada di Kota
Duri dan sekitarnya. Selain minyak mentah juga terdapat pabrik pengolahan
minyak sawit.
Dengan
banyaknya pabrik yang ada di Kota Dumai, maka banyak pula angkutan transportasi
yang membawa bahan baku sawit dan hasil olahan minyak mentah dan sawit untuk
dikirim ke alamat tujuan, sehingga jangan kaget kalau jalan di Dumai tidak
sedikit yang rusak. Kesibukan di Kota Dumai, tidak hanya terlihat di jalan raya
dengan lalu lalangnya truk-truk besar namun kesibukan juga terlihat di
pelabuhan, banyak juga bersandar kapal-kapal besar yang mengisi minyak hasil
olahan untuk dikirim ke luar Dumai bahkan di ekspor ke luar negeri.
Kesan
pertama ketika pertama kali menginjak kota Dumai, bahwa kota ini merupakan kota
Industri minyak. Banyak-banyak dijalanan kota berlalu lalang mobil-mobil besar
seperti pajero dan sejenisnya membawa karyawan perusahaan minyak, warganya juga
banyak yang bekerja di pabrik minyak, dengan ciri-ciri sepatu PDL, gede terbuat
dari kulit, celana jeans, dan kemeja berkerah yang digunakn dilapangan, kadang
juga ada yang membawa alat komunikasi Handy Talkie (HT).
Dumai,
merupakan kota dengan cuaca panas, udaranya sedikit tercemar terutama bau dari
pabrik pengolahan kelapa sawit. Makanan modern seperti makanan cepat saji sudah
ada, mall-mall juga sudah ada meskipun masih terbatas jadi bagi yang akan
berkunjung ke Dumai, jika kangen dengan makanan cepat saji tidak usah khawatir.
Seperti di daerah Riau pada umumnya, makanan yang mudah dicari adalah warung
makan padang, begitu juga di Dumai, namun bagi yang ingin wisata kuliner di Dumai,
pergilah ke jalan ombak disana banyak ditemui makanan dari daerah lain, ada
martabak, sate ponorogo, nasi goreng, dan lain-lainnya.
Alat
transportasi yang dapat digunakan jika ingin jalan-jalan di kota Dumai, ada
angkutan becak yang terdiri dari becak onthel dan motor, tinggal pilih nyaman
yang mana.
Mengenai
penginapan, di Dumai ada juga hotel dengan pelayanan berkelas hotel berbintang,
mungkin juga wisma atau losmen juga banyak. Jadi bagi yang akan berkunjung ke
Dumai tidak perlu khawatir. Hanya saran saja, bagi yang akan ke Dumai dengan
jalur udara, tidak perlu membawa barang dalam jumlah yang banyak karena pesawat
yang digunakan pesawat kecil, untuk lebih praktis saat membawanya saja.
By
MNA
No comments:
Post a Comment