Perjalanan kali ini menuju Kota
Yogyakarta, Ibu Kota Kerajaan Mataram Islam. Perjalanan dimulai dari Stasiun
Pasar Senen dengan menaiki kereta api Senja Utama Yogya. Berangkat sekitar jam 19.00
WIB dan sampai di Stasiun Yogyakarta atau yang lebih dikenal sebagai Stasiun
Tugu pada pukul 03.16 WIB, harga tiket kereta api Senjata Utama sekitar Rp
260.000,- masuk kategori kelas Bisnis dengan fasilitas kursi seat 2 tidak
berhadapan, gerbong AC dilengkapi dengan toilet dan gerbong restorasi.
Perjalan dengan kereta api Senja
Utama Yogya melalui Jalur Selatan yakni Pasar Senen – Cirebon – Purwokerto
hingga sampai di Yogyakarta. Sesampainya di Stasiun, ada tukang becak, taksi
yang siap mengantar ke tempat penginapan di sekitar Jalan Malioboro. Penginapan
di sekitar jalan beraneka ragam pilihan dari mulai kelas melati hingga hotel
berbintang, dapat disesuaikan dengan kemampuan kantong para wisatawan, namun
baiknya melakukan reservasi diawal khawatir kamar full semua khususnya bagi yang
akan menginap di hotel mawar tiga ke atas, biasanya ini terjadi pada akhir
pekan. Tujuan wisata di Yogyakarta beraneka ragam umumnya yakni Keraton,
Museum, dan Pantai. Kebetulan pada jalan-jalan ke Yogyakarta pada Agustus 2015
ini memilih ke Museum, tepatnya ke museum VREDEBURG.
Transportasi yang digunakan bagi
yang ingin jalan-jalan di sekitar dalam Kota Yogyakarta dapat menggunakan becak
dan andong, yang lebih murah becak, hanya dengan Rp 20.000,- bisa pulang pergi
dari Jalan Malioboro ke museum VREDEBURG namun biasanya sama sopir becaknya
akan dimampirkan ke toko oleh-oleh ada toko kaos, batik, gethuk, bakpia,
aksesoris, dan tentunya dari setiap kunjungan ke toko-toko tersebut, si tukang
becak akan dapat fee dari si pemilik toko. Kalau tidak mau mampir ke toko-toko
tersebut lebih baik disampaikan lebih awal ke si tukang becak dan diberi ongkos
lebih dari Rp 20.000,- agar tidak ada salah paham dengan si tukang becaknya,
karena pengalaman diajak mampir tidak mau, si tukang becaknya mengendarai
becaknya agak ugal-ugalan, begitu selesai jalan-jalan dan kembali ke Jalan
Malioboro kita tambahi ongkosnya menjadi 3 kali lipat lebih dikit akhirnya si
tukang becak tersebut kembali senyum dan tidak lupa mengucapkan terima kasih
sambil berucap “ mas terima kasih, ini kebanyakan” tapi ya apalah itu rejeki
bapak, yang dengan sabar telah mengantar kita, meskipun di terik panas
matahari.
Kembali ke museum VREDEBURG, untuk
masuk ke museum tersebut, pengunjung akan ditarik karcis tidak sampai 10 ribu
rupiah, pokoke murah. Kalau dalam sejarah VREDEBURG merupakan benteng yang
dibuat oleh Belanda, namun dalam perjalanannya hingga sekarang benteng
VREDEBURG dijadikan sebagai museum yang menceritakan perkembangan Kota
Yogyakarta dari masa kerajaan – penjajahan Belanda – hingga zaman kemerdekaan
termasuk didalamnya sejarah berdirinya Universitas Gajah Mada (UGM).
Foto Depan VREDEBURG
Suasana Rapat pada Zaman Perjuangan Merebut Kemerdekaan
Menjahit BenderaAndong, tetap eksis bersanding dengan kendaraan modern saat ini, itulah Yogyakarta. Hidup itu akan indah bila semua saling menghargai dan tidak melupakan sejarah. Dari sejarah lah kita belajar kehidupan masa lalu yang merupakan awal dari kehidupan saat ini.
No comments:
Post a Comment