Pages

Monday, 28 April 2014

Nilai – Nilai Kepemimpinan Toyotami Hideyoshi



Menjelang Pemilihan Presiden di Indonesia pada tahun 2014 ini, saya sampaikan beberapa nilai – nilai kepemimpinan yang disampaikan atau dicontohkan oleh Toyotami Hideyoshi. Siapakah beliau, secara singkat Toyotami Hideyoshi adalah seorang pemimpin legendari dari Jepang sekitar abad XVI. Dia berasal dari keluarga petani yang kala itu miskin dan yatim namun dengan kesungguhan, perjuangan, kesabaran, ketabahan, dan kecerdikan yang dia miliki telah menjadikan dirinya pemimpin yang menyatukan kerajaan/klan di Jepang.
Berikut beberapa nilai – nilai kepemimpinan Toyotami Hideyoshi yang semoga kita dapat meniru, mencontoh serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.      Pemimpin harus bisa bersyukur.
2.      Pemimpin harus bekerja lebih keras daripada yang lain.
3.      Bertindaklah berani pada saat-saat kritis.
4.      Dedikasikan dirimu pada pemimpinmu.
5.      Pilihlah pemimpin yang memiliki visi.
6.      Lakukan segalanya demi tugas yang sedang dikerjakan.
7.      Buatlah dirimu berbeda dari yang lain dengan menggali kemampuan alamiahmu.
8.      Kesampingkan kepentinganmu sendiri demi kepentingan pimpinanmu.
9.      Siapa yang akan kaupilih sebagai pemimpinmu.
10.  Hadapi setiap tugas dengan tekad yang mantap.
11.  Jadilah seorang pemimpin, bukan seorang atasan.
12.  Pelihara asetmu yang paling berharga – jaringan personal.
13.  Melakukan persiapan dengan matang dan bertindak berani.
14.  Pemimpin yang cerdas akan membalikkan situasi, mengubah kelemahan menjadi keunggulan.
15.  Jika ia tidak  mau mendatangi kami, aku yang akan mendatanginya.
16.  Pertaruhkan semua untuk memenangkan semua.
17.  Bertindaklah lebih awal untuk selesai lebih awal.
18.  Bila ingin memiliki banyak sekutu – lakukanlah pembenaran, justifikasikan alasanmu.
19.  Ubah kesialan menjadi keberuntungan.
20.  Fokuskan pada tindakan memberi.

Sunday, 20 April 2014

Jalan-jalan ke Nangroe Aceh Darussalam

Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan mengenai pengalaman saya pribadi ke Nangroe Aceh Darusalam (NAD). Perjalanan ini merupakan perjalanan pertama kali ke Provinsi yang dikenal dengan sebutan “serambi mekkah”. Perjalanan saya ke NAD dengan menggunakan pesawat udara dari Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) di Tangerang menuju ke Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) di Banda Aceh, Ibukota NAD. Jika menggunakan pesawat udara, ada pilihan langsung dari Bandara Soetta ke Bandara SIM, dan ada yang transit terlebih dahulu di Bandara Kuala Namu, Medan. Setiba di Bandara SIM, saya dijemput oleh pihak hotel, karena kebetulan pas booking hotel minta sekalian dijemput. Perjalanan dari Bandara SIM ke pusat kota Banda Aceh kurang lebih 30 menit. Ketika mengudara dan masuk ke wilayah udara NAD kita dapat melihat daratan Aceh yang hampir dari garis pantai tidak terdapat pegunungan sehingga kita dapat membayangkan bagaimana dahsyatnya tsunami yang meluluh lantakkan Banda Aceh. Sesampai di Banda Aceh, istirahat sebentar di hotel, kemudian dilanjutkan ke Masjid Baiturahhman yang merupakan Masjid Raya di Banda Aceh yang selamat dari terjangan tsunami meskipun kawasan sekitarnya rusak parah.
Berikut tampak Masjid Baiturahhman, Banda Aceh dari depan. Pada sore hari kawasan depan masjid penuh dengan keluarga yang bermain-main sembari mengabadikan moment yang ada. Di sekitar Masjid terdapat tempat parkir khusus bagi tamu dan juga terdapat pasar tradisional. Bagi tamu wanita yang akan berkunjung ke Masjid ini diharapkan memakai pakaian yang sesuai dengan syariah (intinya menutupi aurat dan tidak menarik nafsu lawan jenis.
 
Berikut alun – alun Kota Banda Aceh, pada saat saya ke sana sedang musim kampanye sehingga ramai dengan bendera partai politik peserta pemilu 2014. Disekitar alun – alun ini terdapat deretan pertokoan. Tampak foto terdapat kendaraan transportasi khas daerah Sumatera pada umumnya yakni Bentor yang merupakan singkatan dari Bejak Motor.

Friday, 4 April 2014

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global!

Sleman, NU Online
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang dikepung oleh empat kekuatan kapitalisme global, yang secara pelan-pelan akan merongrong keutuhan NKRI, jika tidak dibentengi sejak sekarang. Empat kapitalisme tersebut adalah neoliberal, Islam radikal, sosial demokrat, dan neokomunisme.

Hal tersebut disampaikan oleh Abdul Mun’im DZ, wakil sekretaris kenderal PBNU, ketika menjadi pemateri dalam Pelatihan Pelatih Tingkat Nasional Pencak Silat NU Pagar Nusa, Selasa (4/3), di Gedung Youth Centre, Tlogoadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta.

NU yang memang sejak awal selalu berada di garda terdepan demi keutuhan NKRI, akan selalu merasa siap untuk melakukan apapun demi keutuhan NKRI. “Jika dahulu yang disuarakan dalam NU adalah Kembali ke Khittah 1926, maka sekarang adalah saatnya mensuarakan Kembali ke Khittah NKRI,” tandasnya.

Menurutnya, meski terkadang NU nampak sering diremehkan, sesungguhnya NU memiliki kekuatan besar di Indonesia, khususnya dalam pertahanan NKRI. Bahkan lebih besar dan lebih disegani daripada pemerintah. Namun hal yang disayangkan adalah selama ini NU mudah terprovokasi.

Ia pun menyitir kata-kata KH Abdul Wahab Hasbullah yang berbunyi: “Kekuatan NU ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias pohon kelapa sebagai meriam tiruan”.

Ia mengajak semua pihak agar tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang sebenarnya akan merusak keutuhan NU dan NKRI. Ia menghimbau agar NU tetap bersatu, kompak, dan solid, agar dapat selalu menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI.

Ia juga mengingatkan para anggota DPR agar membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Sementara itu, disampaikan Mun'im DZ, keempat kapitalisme global yang sedang mengepung NKRI tersebut masing-masing memiliki tujuan, metode, dan strategi sendiri-sendiri. Meski beberapa memiliki kemiripan. Berikut cuplikan penjelasan dari slide show yang ditampilkan oleh pemateri saat itu.

Pertama, neoliberal yang berasal dari USA. Tujuannya adalah terwujudnya demokrasi liberal, merebut pengaruh politik, dan menguasai sumber daya alam serta ekonomi yang ada di Indonesia. Kini, sumber tambang emas di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, sedang menjadi incaran dan rebutan antar negara-negara besar, seperti China, USA, Jerman, dan lainnya.

Adapun metode yang digunakan adalah dengan mengangkat isu HAM dan lingkungan hidup, melakukan tekanan ekonomi, serta infiltrasi dan inovasi.

Sedangkan strateginya adalah dengan mengubah atau mengganti UUD dan peraturan perundang-undangan lainnya, campur tangan berbagai konflik, dan mempengaruhi pola pikir.

Kedua, islam radikal yang bersumber dari Saudi Arabia. Tujuannya adalah mewujudkan khilafah Islamiyah, Negara Islam Indonesia (NII), dan menegakkan syari’at Islam.

Metode yang digunakan adalah dengan memasuki wilayah parlementer plus, yakni bidang sosial dan bawah tanah, serta mengatasnamakan jihad atau menggunakan teror. Adapun strateginya sama dengan yang digunakan oleh neoliberal.

Ketiga, sosial demokrat yang berasal dari Uni Eropa. Tujuan, metode, dan strategi yang digunakan kurang lebih sama dengan neo liberal. Namun di sini sosial demokrat memiliki strategi tambahan, yakni dengan mengusung teologi pembebasan dan melakukan dekonstruksi.

Keempat, neokomunisme. Tujuannya adalah untuk merebut kekuasaan politik, serta melaksanakan konsepsi PKI.

Metodenya yaitu dengan motif balas dendam, menghancurkan tatanan sosial, menciptakan konflik vertikal maupun horizontal, serta dengan melakukan sabotase.

Adapun strategi yang digunakan adalah sama dengan neo liberal, dengan tambahan melakukan dekonstruksi.

sumber : www.nu.or.id
diakses pada hari jum'at tanggal 4 April 2014 pukul 10.30 WIB

Tuesday, 1 April 2014

Presiden Harapanku...

Menjelang Pemilihan Legislatif tanggal 9 April 2014 tokoh-tokoh yang mengajukan dirinya menjadi calon presiden mulai bermunculan atau dimunculkan. Sebagai masyarakat biasa saya pun memiliki keinginan presiden seperti apa untuk memimpin Indonesia di masa yang akan datang. Secara umum berikut kriteria Calon Presiden Indonesia untuk 5 tahun ke depan:
1. Orang yang berpengalaman di bidang pekerjaannya masing-masing
    Kriteria pemimpin seperti ini sangat dibutuhkan mengingat Indonesia adalah salah satu negara besar yang   ikut andil dalam kemajuan dunia ini sehingga pemimpin yang berpengalaman mutlak sangat diperlukan. Pemimpin berpengalaman yang dibutuhkan harus disertai dengan bukti-bukti keberhasilannya dan yang jelas BUKAN HANYA BUKTI ELEKTABILITAS belaka atau PENCITRAAN MEDIA SAJA.
2. Orang yang amanah
    Kriteria pemimpin yang amanah menjadi syarat yang tidak boleh diabaikan, karena Presiden Indonesia bukan hanya memimpin salah satu kelompok atau suku tertentu saja melainkan pemimpin seluruh bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Pemimpin amanah ini bukan pemimpin yang loncat-loncat kesana kemari, atau pemimpin yang hanya menjadikan jabatan sebagai batu loncatan untuk jabatan yang lebih tinggi pangkatnya. Bayangkan jika Indonesia punya Presiden yang tidak amanah, apalah artinya janji saat berkampanye, apalah artinya sumpah jabatan, bisa-bisa semua aset negara ini di jual kepada pengusaha asal luar negeri. Jadi pemimpin yang tidak amanah berpeluang menjadi penghianat rakyat Indonesia.
3. Orang yang harus tegas
    Pemimpin negara besar harus orang yang tegas, tegas disini bukan hanya harus tokoh militer, sipil pun bisa tegas. Ketegasan seorang pemimpin bukan harus hobi perang, atau hobi berretorika atau berpidato berapi-api, namun tegas nya seorang pemimpin adalah tegas dalam mengambil keputusan yang menguntungkan rakyatnya bukan menguntungkan negara lain. Pemimpin tegas juga harus mampu membuat keputusan tanpa intervensi anggota partainya.

Meskipun nanti bahwa Presiden berasal dari Partai Politik, namun harus dapat dibedakan antara Dia sebagai Presiden dan Dia sebagai kader partai politik. Kalau menurut pendapat saya, bahwa kalau seorang berasal dari Partai Politik kemudian menjadi Presiden maka yang bersangkutan harus melepas diri dari kader partai politik karena:
1. Presiden adalah milik semua rakyat Indonesia, bukan milik salah satu partai politik;
2. Presiden adalah orang yang bebas dari Intervensi, jika masih menjadi kader partai politik sangat dikhawatirkan jika yang bersangkutan hanya menjadi boneka politik semata sedangkan yang mengatur dari balik layar adalah sang ketua umum partai politiknya atau sang dewan syuranya, atau sang dewan apa nya.

Mungkin itulah curahan hati dari rakyat jelata, dari pada bengong di siang hari mending mengeluarkan unek-uneknya.