Sleman, NU Online
Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) sedang dikepung oleh empat kekuatan kapitalisme global,
yang secara pelan-pelan akan merongrong keutuhan NKRI, jika tidak
dibentengi sejak sekarang. Empat kapitalisme tersebut adalah neoliberal,
Islam radikal, sosial demokrat, dan neokomunisme.
Hal tersebut
disampaikan oleh Abdul Mun’im DZ, wakil sekretaris kenderal PBNU, ketika
menjadi pemateri dalam Pelatihan Pelatih Tingkat Nasional Pencak Silat
NU Pagar Nusa, Selasa (4/3), di Gedung Youth Centre, Tlogoadi, Mlati,
Sleman, DI Yogyakarta.
NU yang memang sejak awal selalu berada di
garda terdepan demi keutuhan NKRI, akan selalu merasa siap untuk
melakukan apapun demi keutuhan NKRI. “Jika dahulu yang disuarakan dalam
NU adalah Kembali ke Khittah 1926, maka sekarang adalah saatnya
mensuarakan Kembali ke Khittah NKRI,” tandasnya.
Menurutnya,
meski terkadang NU nampak sering diremehkan, sesungguhnya NU memiliki
kekuatan besar di Indonesia, khususnya dalam pertahanan NKRI. Bahkan
lebih besar dan lebih disegani daripada pemerintah. Namun hal yang
disayangkan adalah selama ini NU mudah terprovokasi.
Ia pun menyitir kata-kata KH Abdul Wahab Hasbullah yang berbunyi: “Kekuatan
NU ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi
digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah
senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias pohon kelapa
sebagai meriam tiruan”.
Ia mengajak semua pihak agar tidak
mudah terprovokasi oleh hal-hal yang sebenarnya akan merusak keutuhan NU
dan NKRI. Ia menghimbau agar NU tetap bersatu, kompak, dan solid, agar
dapat selalu menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI.
Ia juga mengingatkan para anggota DPR agar membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Sementara
itu, disampaikan Mun'im DZ, keempat kapitalisme global yang sedang
mengepung NKRI tersebut masing-masing memiliki tujuan, metode, dan
strategi sendiri-sendiri. Meski beberapa memiliki kemiripan. Berikut
cuplikan penjelasan dari slide show yang ditampilkan oleh pemateri saat itu.
Pertama,
neoliberal yang berasal dari USA. Tujuannya adalah terwujudnya
demokrasi liberal, merebut pengaruh politik, dan menguasai sumber daya
alam serta ekonomi yang ada di Indonesia. Kini, sumber tambang emas di
wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, sedang menjadi incaran dan rebutan antar
negara-negara besar, seperti China, USA, Jerman, dan lainnya.
Adapun
metode yang digunakan adalah dengan mengangkat isu HAM dan lingkungan
hidup, melakukan tekanan ekonomi, serta infiltrasi dan inovasi.
Sedangkan
strateginya adalah dengan mengubah atau mengganti UUD dan peraturan
perundang-undangan lainnya, campur tangan berbagai konflik, dan
mempengaruhi pola pikir.
Kedua, islam radikal yang
bersumber dari Saudi Arabia. Tujuannya adalah mewujudkan khilafah
Islamiyah, Negara Islam Indonesia (NII), dan menegakkan syari’at Islam.
Metode
yang digunakan adalah dengan memasuki wilayah parlementer plus, yakni
bidang sosial dan bawah tanah, serta mengatasnamakan jihad atau
menggunakan teror. Adapun strateginya sama dengan yang digunakan oleh
neoliberal.
Ketiga, sosial demokrat yang berasal dari
Uni Eropa. Tujuan, metode, dan strategi yang digunakan kurang lebih sama
dengan neo liberal. Namun di sini sosial demokrat memiliki strategi
tambahan, yakni dengan mengusung teologi pembebasan dan melakukan
dekonstruksi.
Keempat, neokomunisme. Tujuannya adalah untuk merebut kekuasaan politik, serta melaksanakan konsepsi PKI.
Metodenya
yaitu dengan motif balas dendam, menghancurkan tatanan sosial,
menciptakan konflik vertikal maupun horizontal, serta dengan melakukan
sabotase.
Adapun strategi yang digunakan adalah sama dengan neo liberal, dengan tambahan melakukan dekonstruksi.
sumber : www.nu.or.id
diakses pada hari jum'at tanggal 4 April 2014 pukul 10.30 WIB
No comments:
Post a Comment