Pages

Wednesday, 26 June 2013

CALON PEMIMPIN INDONESIA DI 2014



Indonesia di 2014 membutuhkan sosok seperti Pangerang Diponegoro, Pahlawan Indonesia yang rela melepaskan kemewahan demi perjuangan melawan penjajah dan syiar Islam.
Indonesia di 2014 membutuhkan sosok seperti Jenderal Besar Soedirman, tentara yang religius, mampu menyatukan kekuatan rakyat dan tentara serta mau berjuang bersama-sama secara langsung dengan anak buahnya, pantang mundur dan mengalah meskipun kondisinya badannya yang tidak memungkinkan untuk berperang.
Indonesia di 2014 membutuhkan sosok seperti KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur), ulama kharismatik yang penuh toleransi demi Persatuan dan Kesatuan Bangsa namun tetap teguh dalam pendirian beragama.
Indonesia di 2014 membutuhkan sosok seperti Ir. Soekarno, pemimpin penuh kharismatik, berani, dan sangat teguh dalam menegakkan kedaulatan dan kehormatan martabat bangsa dan negara.
Indonesia di 2014 membutuhkan sosok seperti Soeharto, Presiden yang mampu memetakan pencapaian pembangunan nasional per lima tahun dan dua puluh lima tahun sehingga negara mempunyai arah tujuan yang jelas.
Indonesia di 2014 membutuhkan sosok seperti Sultan Hamengkubuwono IX, Raja sekaligus negarawan sejati yang mengedepankan Persatuan dan Kesatuan bangsa meskipun berbeda pandangan dengan penguasa Indonesia pada masanya.
Pemimpin itu bukan masalah dari Sipil atau dari Militer yang penting adalah mampu membawa Bangsa dan Negara ini ke arah yang lebih maju, satu tujuan yakni kemakmuran rakyatnya. Buat apa Sipil, jika melebihi Diktator, buat apa Militer, jika tak ubahnya seperti wayang yang dijalankan oleh Ki Dalang.
Bukan perkara Sipil atau Militer, melainkan mampu menjadi pemimpin negara besar, negarawan sejati, dan tentunya harus seorang pemberani karena Presiden di Indonesia juga merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.
Bukan perkara harus dari Jawa atau Tidak, yang penting mampu menyatukan semua lapisan masyarakat yang terdiri atas berbagai suku, budaya, dan daerah. Buat apa dari Jawa, jika tidak dapat bertindak laksana Raja-Raja di Jawa yang pemberani, penuh kharisma, sayang pada rakyatnya dan sangat peduli terhadap kedaulatan wilayahnya.
Bukan perkara dari diusulkan oleh Partai Politik atau jalur Independen, tidak ada jaminan dari kedunya. Buat apa jika dari Partai Politik tatkala nantinya negara ini hanya jadi banjakan, ajang bagi-bagi rezeki dan balas budi. Dan yang lebih memprihatinkan adalah tetap terus tersandera selama kepemimpinannya. Jalur Independen pun tidak menjamin, banyak negara asing yang mengincar Indonesia, khawatir disponsori oleh pihak asing.
Bukan perkara dari sosok negarawan atau tidak, karena di Indonesia sedang miskin tokoh negarawan sejati, terakhir kali adalah Almarhum Taufik Kiemas, sampai saat ini belum ada.

 Ref : hasil renungan,,

No comments:

Post a Comment