Pada kesempatan kali
ini akan saya ceritakan mengenai pengalaman saya jalan – jalan ke Jogja. Siapa
yang tidak kenal dengan Jogja, nama panjangnya Daerah Istimewa Yogyakarta,
sebuah nama yang kita kenal sejak kita duduk dibangku Sekolah Dasar. Saat kita
duduk dibangku SD, dalam mata pelajaran sejarah, Yogyakarta dikenal karena ada
peristiwa serangan umum 11 Maret yang bertujuan untuk membuktikan kepada dunia
bahwa negara Indonesia masih berdiri.
Perjalanan kali ini
berangkat dari Jakarta, transportasi dari Jakarta menuju Yogyakarta ada banyak
pilihan. Pertama, naik pesawat, dari Jakarta banyak pilihannya, ada maskapai
Garuda, Lion Air, Batik Air. Kedua, naik kereta api, pengunjung dapat turun di
stasiun Tugu yang dekat dengan Jalan Malioboro. Ketiga, baik bus malam dari
terminal bus di Jakarta. Keempat, kendaraan pribadi tentunya.
Dalam kesempatan
perjalanan kali ini, saya naik maskapai Garuda dari Bandara Soekarno Hatta pada
penerbangan pukul 13.30 WIB. Waktu tempuh dengan menggunakan sarana angkutan
udara berkisar sekitar 56 menit. Setelah sampai di Bandara Adi Sucipto,
Yogyakarta, saya langsung memesan taksi yang kemudian segera meluncur ke Hotel
yang ada di Jalan Malioboro. Sebelum sampai di hotel, mampir terlebih dahulu
untuk makan siang. Jangan khawatir mengenai makanan, Yogyakarta banyak terdapat
tempat untuk rekreasi kuliner. Namun jangan lupa, ketika kita mampir ke
Yogyakarta jangan lupa dengan TUGU YOGYAKARTA, sebuah saksi perjuangan
Yogyakarta.
Akhirnya sampai juga
di hotel yang berada di kawasan jalan Malioboro, lalu ada apa sih dengan jalan
Malioboro yang kerap disebut terus menerus diatas, nanti kita tungggu hasil
ulasannya. Di kawasan jalan Malioboro banyak dijumpai hotel atau penginapan,
dari hotel yang harganya perkamarnya sekelas hotel berbintang sampai yang
harganya per hotel kelas melati, namun semua itu bergantung atas pelayanan dan
kualitas kamar hotel yang disediakan. Namun ada info dari sopir taksi, bahwa
harga kamar di hotel yang berdekatan dengan Jalan Malioboro harganya mahal,
jadi jika pengunjung atau wisatawan ingin berkunjung ke Yogyakarta ingin
mencari penginapan yang murah, dapat mencari alternatif lain yakni mencari
hotel yang lokasinya sedikit jauh dari Jalan Malioboro. Namun, semua itu
pilihan saudara semua, jika objeknya ingin jalan-jalan di Malioboro mau tidak
mau harus mencari hotel disekitar Malioboro, namun jika tidak dapat mencari
hote lain yang jauh dari Malioboro.
Maliboro merupakan
nama Jalan Raya di Yogyakarta yang dijadikan sebagai tempat untuk menjual
oleh-oleh khas Yogyakarta. Jalan Malioboro setiap harinya ramai, aktivitas
dimulai pada pagi hari, sekitar pukul 8-9 WIB dan tutup pada sekitar jam 22-23
WIB, namun meskipun tutup tetap ada aktivitas orang berjualan makan malam.
Oleh-oleh yang ada di
Jalan Maliboro ada kaos oblong dengan desain menarik dan gambar yang lucu, baju
batik untuk orang dewasa dan anak-anak, aksesoris pendukung gaya seperti
gelang, kalung dan lain sebagainya, ada tas, sandal dan banyak pilihannya.
Selain itu juga ada bakpia, untuk mendapatkan bakpia jangan khawatir, di Jalan
Malioboro banyak dijumpai tukang becak yang siap mengantar pengunjung ke
toko-toko penjual bakpia dengan ongkos murah, cukup mengeluarkan satu lemar
Rp.5000,-, selain itu juga ada andong jika sekalian menikmati suasana
menunggang andong dengan kereta khas Yogyakarta. Bagi yang perutnya sudah
lapar, jangan khawatir di jalan Malioboro banyak dijumpai penjual makanan, ada
bebek goreng, pecel ayam, tentunya juga Gudeg Jogja, jika ingin makanan cepat
saji di Jalan Malioboro juga ada mall yang menjual makanan cepat saji.
Yogyakarta memang
kota yang khas, penuh kharisma, saksi perjuangan bangsa Indonesia. Selain Jalan
Malioboro, Yogyakarta masih banyak menyimpan tempat-tempat yang dapat kita
kunjungi dalam rangka mengisi liburan kita. Keraton Yogyakarta salah tempat
yang bersejarah kerajaan Mataram yang masih berdiri, lengkap menceritakan kisah
perjalanan kerajaan Mataram yang hingga saat ini masih ada dan diakui oleh
negara dengan status sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta berbeda dengan daerah lain, Sri Sultan Yogyakarta sudah
tentu akan menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sri Paku Alam akan
menjadi Wakil Gubernurnya, sebuah peninggalan budaya yang perlu dipertahankan
ditengah makin majunya zaman. Dikeraton Yogyakarta pengunjung dapat menjumpai
patung prajurit kerajaan Mataram, foto-foto Sultan Yogyakarta, foto kereta, ada
museum kereta, museum batik, dan ada juga bioskop mini yang menampilkan
pelantikan atau pengukuhan Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pantai, Yogyakarta
juga merupakan daerah yang memiliki banyak pantai, mungkin saat ini yang
terkenal ada pantai Parangtritis, namun juga ada pantai lain yang cukup banyak
dikunjungi. Dalam kesempatan kali ini, saya mengunjungi pantai Baron.
Perjalanan ke pantai Baron dari Kota Yogykarta menempuh waktu kurang lebih 2
jam perjalanan melewati Kulonprogo dan Wonosari. Perjalanan ke pantai Baron
akan menjumpai jalan yang berkelok-kelok akan banyak menjumpai bus atau truk dari
arah yang berlawanan. Ditengah perjalanan, pengunjung akan mendapati tempat
yang dapat dinikmati pada malam hari. Pada malam hari, dari tempat inilah dapat
melihat Yogyakarta dalam indahnya lampu-lampu, dan dari tempat inilah
jalan-jalan di Yogyakarta terlihat sangat tertata, ditengah-tengahnya terdapat
Keraton Yogyakarta.
Selain ke Keraton dan
Pantai, berwisata tidak akan lengkap jika tidak ada wisata kuliner, itu
ungkapan yang pas jika kita berkunjung ke Yogyakarta. Seperti sudah diulas
diatas bahwa di Yogyakarta banyak wisata kuliner yang akan kita jumpai. Dalam
kesempatan ini, saya pertama berkunjung ke Kopi Joss, kopi joss merupakan kopi
hitam yang diberi arang panas sehingga ketika dimasukan ke dalam kopi bunyinya
Josssss sehingga akhirnya dikenal dengan nama kopi joss. Kopi joss yang saya
kunjungi tepat berada di belakang stasiun Tugu, dijalan ini banyak tenda-tenda
yang didirikan dipinggir jalan. Selain berjualan kopi joss juga berjualan
goreng-gorengan, ada sate usus dan ampela ati, pokoknya tempat ini cocok untuk
duduk-duduk santai bersama teman-teman sambil ngobrol ringan.
Ada tempat yang tidak
kalah terkenal di wisata kuliner, dimana tempat ini sudah pernah diliput di
stasiun TV tepatnya adalah Gudeg Pawon, penasaran kan? Gudeg merupakan makanan
khas Yogyakarta, sedangkan Pawon dalam bahasa jawa bermakna dapur, jadi Gudeg
Pawon adalah gudeg yang langsung dimasak di pawon, nah lalu uniknya dimana?
Pada umumnya jika kita membeli makanan, kita tinggal duduk di kursi lalu ada
menu makanan kemudian pesan ke pelayan, tunggu sebentar langsung disajikan dan
disantap, namun ini berbeda di Gudeg Pawon, pembeli dilayani di pawon/dapur
yang dijadikan tempat untuk memasak, mencuci piring. Ketenaran Gudeg Pawon
ternyata cukup membuat pengunjung penasaran. Pertama ke tempat ini langsung
dibuat takjub, antri yang panjang dan langsung dapat melihat nasi dan gudeg
yang dimasak di Pawon dengan tungku terbuat dari tanah dan berbahan bakar kayu
dengan api yang besar, cukup untuk
membuat badan kita mengeluarkan keringat lebih, namun justru inilah yang
membuat makin penasaran. Ternyata selain tempatnya yang unik, masakannya juga
MANTAP, jika pada umumnya rasa gudeg itu manis, di Gudeg Pawon rasanya gurih,
sehingga tanpa sadar piring pun bersih. Di Gudeg Pawon kita langsung pesan
tentunya dengan mengantri, kemudian langsung dimakan untuk urusan bayar setelah
makan selesai, cukup untuk mengetes kejujuran. Untuk makan Gudeg Pawon ini
dapat di belakang pawon, disana sudah disedikan kursi dan meja, selain itu juga
dapat lesehan di depan rumah si pemilik Gudeg Pawon. Minuman yang dapat
dijadikan pelengkap ada teh manis dan minuman jahe yang dicampur rempah-rempah,
cocok diminum di malam hari.
Selain makan Keraton,
Pantai dan Wisata Kuliner, juga ada tempat bersejarah yang masih berdiri yakni
Taman Sari. Konon katanya Taman Sari digunakan untuk mandi permaisuri atau
selir-selir dari Raja, air di Taman Sari masih ada. Disekitar Taman Sari banyak
dijumpai rumah-rumah yang menjual baju batik dan aneka kerajinan lainnya.
Yogyakarta juga
terkenal dengan kaos yang jadikan sebagai salah satu icon Yogyakarta yang unik
dengan tulisan-tulisannya, ada yang murah namun juga ada yang mahal, namun
meskipun mahal harganya tetap bisa terjangkau. Disekitar Malioboro banyak
konter-konter jual baju oleh-oleh, kemudian yang terkenal ada kaos Dagadu
Yogyakarta.
Yogyakarta, Mei 2013
by Mohamad Nur Afif
No comments:
Post a Comment