Pages

Monday, 3 June 2013

Jalan - Jalan Ke Yogyakarta



Pada kesempatan kali ini akan saya ceritakan mengenai pengalaman saya jalan – jalan ke Jogja. Siapa yang tidak kenal dengan Jogja, nama panjangnya Daerah Istimewa Yogyakarta, sebuah nama yang kita kenal sejak kita duduk dibangku Sekolah Dasar. Saat kita duduk dibangku SD, dalam mata pelajaran sejarah, Yogyakarta dikenal karena ada peristiwa serangan umum 11 Maret yang bertujuan untuk membuktikan kepada dunia bahwa negara Indonesia masih berdiri.
Perjalanan kali ini berangkat dari Jakarta, transportasi dari Jakarta menuju Yogyakarta ada banyak pilihan. Pertama, naik pesawat, dari Jakarta banyak pilihannya, ada maskapai Garuda, Lion Air, Batik Air. Kedua, naik kereta api, pengunjung dapat turun di stasiun Tugu yang dekat dengan Jalan Malioboro. Ketiga, baik bus malam dari terminal bus di Jakarta. Keempat, kendaraan pribadi tentunya.
Dalam kesempatan perjalanan kali ini, saya naik maskapai Garuda dari Bandara Soekarno Hatta pada penerbangan pukul 13.30 WIB. Waktu tempuh dengan menggunakan sarana angkutan udara berkisar sekitar 56 menit. Setelah sampai di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, saya langsung memesan taksi yang kemudian segera meluncur ke Hotel yang ada di Jalan Malioboro. Sebelum sampai di hotel, mampir terlebih dahulu untuk makan siang. Jangan khawatir mengenai makanan, Yogyakarta banyak terdapat tempat untuk rekreasi kuliner. Namun jangan lupa, ketika kita mampir ke Yogyakarta jangan lupa dengan TUGU YOGYAKARTA, sebuah saksi perjuangan Yogyakarta.
Akhirnya sampai juga di hotel yang berada di kawasan jalan Malioboro, lalu ada apa sih dengan jalan Malioboro yang kerap disebut terus menerus diatas, nanti kita tungggu hasil ulasannya. Di kawasan jalan Malioboro banyak dijumpai hotel atau penginapan, dari hotel yang harganya perkamarnya sekelas hotel berbintang sampai yang harganya per hotel kelas melati, namun semua itu bergantung atas pelayanan dan kualitas kamar hotel yang disediakan. Namun ada info dari sopir taksi, bahwa harga kamar di hotel yang berdekatan dengan Jalan Malioboro harganya mahal, jadi jika pengunjung atau wisatawan ingin berkunjung ke Yogyakarta ingin mencari penginapan yang murah, dapat mencari alternatif lain yakni mencari hotel yang lokasinya sedikit jauh dari Jalan Malioboro. Namun, semua itu pilihan saudara semua, jika objeknya ingin jalan-jalan di Malioboro mau tidak mau harus mencari hotel disekitar Malioboro, namun jika tidak dapat mencari hote lain yang jauh dari Malioboro.
Maliboro merupakan nama Jalan Raya di Yogyakarta yang dijadikan sebagai tempat untuk menjual oleh-oleh khas Yogyakarta. Jalan Malioboro setiap harinya ramai, aktivitas dimulai pada pagi hari, sekitar pukul 8-9 WIB dan tutup pada sekitar jam 22-23 WIB, namun meskipun tutup tetap ada aktivitas orang berjualan makan malam.
Oleh-oleh yang ada di Jalan Maliboro ada kaos oblong dengan desain menarik dan gambar yang lucu, baju batik untuk orang dewasa dan anak-anak, aksesoris pendukung gaya seperti gelang, kalung dan lain sebagainya, ada tas, sandal dan banyak pilihannya. Selain itu juga ada bakpia, untuk mendapatkan bakpia jangan khawatir, di Jalan Malioboro banyak dijumpai tukang becak yang siap mengantar pengunjung ke toko-toko penjual bakpia dengan ongkos murah, cukup mengeluarkan satu lemar Rp.5000,-, selain itu juga ada andong jika sekalian menikmati suasana menunggang andong dengan kereta khas Yogyakarta. Bagi yang perutnya sudah lapar, jangan khawatir di jalan Malioboro banyak dijumpai penjual makanan, ada bebek goreng, pecel ayam, tentunya juga Gudeg Jogja, jika ingin makanan cepat saji di Jalan Malioboro juga ada mall yang menjual makanan cepat saji.
Yogyakarta memang kota yang khas, penuh kharisma, saksi perjuangan bangsa Indonesia. Selain Jalan Malioboro, Yogyakarta masih banyak menyimpan tempat-tempat yang dapat kita kunjungi dalam rangka mengisi liburan kita. Keraton Yogyakarta salah tempat yang bersejarah kerajaan Mataram yang masih berdiri, lengkap menceritakan kisah perjalanan kerajaan Mataram yang hingga saat ini masih ada dan diakui oleh negara dengan status sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berbeda dengan daerah lain, Sri Sultan Yogyakarta sudah tentu akan menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sri Paku Alam akan menjadi Wakil Gubernurnya, sebuah peninggalan budaya yang perlu dipertahankan ditengah makin majunya zaman. Dikeraton Yogyakarta pengunjung dapat menjumpai patung prajurit kerajaan Mataram, foto-foto Sultan Yogyakarta, foto kereta, ada museum kereta, museum batik, dan ada juga bioskop mini yang menampilkan pelantikan atau pengukuhan Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pantai, Yogyakarta juga merupakan daerah yang memiliki banyak pantai, mungkin saat ini yang terkenal ada pantai Parangtritis, namun juga ada pantai lain yang cukup banyak dikunjungi. Dalam kesempatan kali ini, saya mengunjungi pantai Baron. Perjalanan ke pantai Baron dari Kota Yogykarta menempuh waktu kurang lebih 2 jam perjalanan melewati Kulonprogo dan Wonosari. Perjalanan ke pantai Baron akan menjumpai jalan yang berkelok-kelok akan banyak menjumpai bus atau truk dari arah yang berlawanan. Ditengah perjalanan, pengunjung akan mendapati tempat yang dapat dinikmati pada malam hari. Pada malam hari, dari tempat inilah dapat melihat Yogyakarta dalam indahnya lampu-lampu, dan dari tempat inilah jalan-jalan di Yogyakarta terlihat sangat tertata, ditengah-tengahnya terdapat Keraton Yogyakarta.
Selain ke Keraton dan Pantai, berwisata tidak akan lengkap jika tidak ada wisata kuliner, itu ungkapan yang pas jika kita berkunjung ke Yogyakarta. Seperti sudah diulas diatas bahwa di Yogyakarta banyak wisata kuliner yang akan kita jumpai. Dalam kesempatan ini, saya pertama berkunjung ke Kopi Joss, kopi joss merupakan kopi hitam yang diberi arang panas sehingga ketika dimasukan ke dalam kopi bunyinya Josssss sehingga akhirnya dikenal dengan nama kopi joss. Kopi joss yang saya kunjungi tepat berada di belakang stasiun Tugu, dijalan ini banyak tenda-tenda yang didirikan dipinggir jalan. Selain berjualan kopi joss juga berjualan goreng-gorengan, ada sate usus dan ampela ati, pokoknya tempat ini cocok untuk duduk-duduk santai bersama teman-teman sambil ngobrol ringan.
Ada tempat yang tidak kalah terkenal di wisata kuliner, dimana tempat ini sudah pernah diliput di stasiun TV tepatnya adalah Gudeg Pawon, penasaran kan? Gudeg merupakan makanan khas Yogyakarta, sedangkan Pawon dalam bahasa jawa bermakna dapur, jadi Gudeg Pawon adalah gudeg yang langsung dimasak di pawon, nah lalu uniknya dimana? Pada umumnya jika kita membeli makanan, kita tinggal duduk di kursi lalu ada menu makanan kemudian pesan ke pelayan, tunggu sebentar langsung disajikan dan disantap, namun ini berbeda di Gudeg Pawon, pembeli dilayani di pawon/dapur yang dijadikan tempat untuk memasak, mencuci piring. Ketenaran Gudeg Pawon ternyata cukup membuat pengunjung penasaran. Pertama ke tempat ini langsung dibuat takjub, antri yang panjang dan langsung dapat melihat nasi dan gudeg yang dimasak di Pawon dengan tungku terbuat dari tanah dan berbahan bakar kayu dengan api yang besar, cukup  untuk membuat badan kita mengeluarkan keringat lebih, namun justru inilah yang membuat makin penasaran. Ternyata selain tempatnya yang unik, masakannya juga MANTAP, jika pada umumnya rasa gudeg itu manis, di Gudeg Pawon rasanya gurih, sehingga tanpa sadar piring pun bersih. Di Gudeg Pawon kita langsung pesan tentunya dengan mengantri, kemudian langsung dimakan untuk urusan bayar setelah makan selesai, cukup untuk mengetes kejujuran. Untuk makan Gudeg Pawon ini dapat di belakang pawon, disana sudah disedikan kursi dan meja, selain itu juga dapat lesehan di depan rumah si pemilik Gudeg Pawon. Minuman yang dapat dijadikan pelengkap ada teh manis dan minuman jahe yang dicampur rempah-rempah, cocok diminum di malam hari.
Selain makan Keraton, Pantai dan Wisata Kuliner, juga ada tempat bersejarah yang masih berdiri yakni Taman Sari. Konon katanya Taman Sari digunakan untuk mandi permaisuri atau selir-selir dari Raja, air di Taman Sari masih ada. Disekitar Taman Sari banyak dijumpai rumah-rumah yang menjual baju batik dan aneka kerajinan lainnya.
Yogyakarta juga terkenal dengan kaos yang jadikan sebagai salah satu icon Yogyakarta yang unik dengan tulisan-tulisannya, ada yang murah namun juga ada yang mahal, namun meskipun mahal harganya tetap bisa terjangkau. Disekitar Malioboro banyak konter-konter jual baju oleh-oleh, kemudian yang terkenal ada kaos Dagadu Yogyakarta.

Yogyakarta, Mei 2013
by Mohamad Nur Afif

No comments:

Post a Comment