Segala sesuatu ada tempatnya? Kurang. Yang pas, segala sesuatu ada
tempat dan waktunya. Segala sesuatu itu juga berlaku buat tindakan
mengangkat tangan dalam sembahyang. Angkat tangan menjadi sunah
tersendiri. Jangan sampai salah waktu. Salah-salah bisa menjadi makruh.
Angkat tangan dalam sembahyang disunahkan di empat waktu. Pertama, saat takbiratul ihram. Kedua, bila hendak turun untuk ruku’. Ketiga, ketika i‘itdal (berdiri tegak usai ruku‘). Keempat, bila berdiri kembali setelah duduk tasyahud awal.
Tindakan
angkat tangan yang disunahkan itu bukan tanpa alasan. Ulama menyatakan
sejumlah hikmah angkat tangan. Salah satunya dapat membuka hijab Allah.
Perihal ini dicantumkan Syekh Nawawi Banten dalam Kasyifatus Saja berikut ini.
وحكمة
رفع اليدين فى الصلاة كما قال الشافعى رحم الله تعالى تعظيمه تعالى حيث
جمع بين اعتقاد القلب ونطق اللسان المترجم عنه وعمل الأركان. وقيل الإشارة
الى طرح ما سواه تعالى والإقبال بكليته على صلاته. وقيل الإشارة الى رفع
الحجاب بين العبد وبين ربه. وقيل غير ذلك
“Hikmah
mengangkat tangan dalam sembahyang seperti dikatakan Imam Syafi‘i RA
ialah praktik menakzimkan Allah SWT karena dengan angkat tangan
seseorang menyatukan sekaligus keyakinan hati, ucapan yang mengungkapkan
isi hati, dan tindakan anggota badannya.”
Syekh Nawawi Banten melanjutkan, sedangkan ulama lain mengatakan
hikmah angkat tangan menjadi isyarat untuk menghalau segala selain Allah
dari hati dan menghayati sembahyang secara total.
Sementara ulama lain berpendapat, angkat tangan bertujuan menguak
hijab antara Allah dan hamba-Nya. Bahkan, ada hikmah lainnya. Wallahu
A‘lam.
[sumber : www.nu.or.id]
No comments:
Post a Comment