Pages

Wednesday 10 January 2018

Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan



Kehadiran anak merupakan impian atau idaman setiap insan manusia terutama yang sudah berkeluarga. Ada kalanya kalau kita perhatikan dalam lingkungan kita ada anak yang menggemaskan, nurut, ceria, enak untuk diajak jalan, namun selain itu kita juga menemukan anak yang bandel, rewel, yang kesannya negatif menurut persepsi kita.
Kedudukan anak sendiri dalam Al-Qur’an dikelompokkan menjadi empat golongan yakni:
Pertama, anak sebagai musuh, hal ini dijelaskan dalam Surat At-Taghabun ayat 14 yang artinya “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Yang dimaksud anak sebagai musuh adalah apabila ada anak yang menjerumuskan kedua orang tuanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama.
Kedua, anak sebagai fitnah atau ujian, hal ini dijelaskan dalam Surat At-Taghabun ayat 15 yang artinya “ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”  Fitnah yang dapat terjadi pada orang tua adalah manakal anak-anaknya terlibat dalam pergaulan yang berdampak negatif, seperti mengkonsumsi narkoba, tawuran, pergaulan bebas.
Ketiga, anak sebagai perhiasan, hal ini dijelaskan dalam Surat Al-Kahfi ayat 46 yang artinya “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orang tua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa nama baik namanya dan keluarganya di masyarakat.
Keempat, anak sebagai penyejuk mata atau penyenang hati, hal ini dijelaskan dalam Surat Al Furqaan ayat 74, yang artinya “Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orang tuanya


Sebagai orang tua tentunya mengharapkan anak sebagai tersebut dalam golongan Ketiga dan Keempat sebagai telah disebut di atas. Anak yang mampu membawa nama baik untuk dirinya dan keluarganya serta dapat menyenangkan hati orang tuanya, nurut terhadap orang tua, ibadahnya rajin, perilakunya sopan, tutur katanya santun.
Dalam rangka melahirkan anak dengan kriteria tersebut, ada beberapa yang dapat dilakukan oleh orang tua/suami istri, yakni:
Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi seperti asupan protein, karbohidrat dan mineral. Selain itu ibu hamil harus menjaga kesehatannya. Menyiapkan nutrisi untuk ibu hamil sebaiknya dilakukan jauh jauh sebelum kehamilan, sehingga saat hamil sudah siap.
Kedua, kebutuhan kasih sayang, seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Kadangkala bagi ibu/istri yang bekerja ketika mendapatkan kehamilan ada yang merasa senang namun ada juga yang bagaikan dilema. Merasa senang karena mungkin ini adalah kehamilan yang lama dinanti, merasa dilema karena kehamilannya akan dianggap mengganggu aktivitas kesehariannya. Selain itu juga bagi suami – istri yang sama-sama bekerja ada pikiran kalau nanti hamil dan melahirkan siapa yang akan mengasuh anaknya? hal ini tentunya menjadi hal yang tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya. Faktor lainnya adalah mengenai status dan pengakuan dari perkawinan itu sendiri, apakah menikah secara resmi atau nikah sirri, pernikahan yang disetujui oleh keluarga suami dan istri, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap dukungan bagi istri sedang hamil. Dukungan terhadap istri yang sedang hamil baik dari suami, orang tua dan keluarga akan berpengaruh terhadap kualitas kandungan.
Ketiga, perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannnya. Ibu yang sedang hamil dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang sehingg bayi dalam kandunganya juga akan merasa senang. Sebaliknya jika si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisan, dan stress, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa yang tidak nyaman sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. Kadangkala bagi ibu hamil, perutnya terasa ada yang menendang bila kita sedang gembira, sedang mendengarkan musik, atau bahwak ketika suami ada disamping dan mengelus-elus kandunganya.
Selain ketiga faktor tadi tentunya ada faktor lainnya dimana semua itu kembali ke perlakuan Suami – Istri terhadap anaknya dari mulai di kandungan hingga dewasa, dari mulai sumber makanan dan tentunya hubungan suami – istri di lingkungan tempat tinggal.

Sumber:
5.    E-book Psikologi anak dan pendidikan, rajeebookgratis.wordpress.com

No comments:

Post a Comment