Pages

Tuesday 23 July 2013

Jakarta Sekarang



Jakarta nama yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena Jakarta merupakan Ibukota Indonesia. Sejarah Jakarta cukup panjang dari mulai bernama Batavia kemudian Jayakarta dan akhirnya menjadi Jakarta. Sebagai Ibukota suatu negara, Jakarta telah banyak mengalami perubahan, letaknya yang berada di tepi laut membuat Jakarta tidak pernah mati sehingga selain sebagai pusat Ibukota juga sebagai pusat perekonomian negara.
Sebagai pusat Ibukota, hampir semua kantor instansi pemerintah berada di Jakarta, dari mulai Kementerian hingga Lembaga Negara bahkan Dewan Perwakilan Rakyat pun juga berada di Jakarta.
Sebagai pusat perekonomian negara, Jakarta memiliki pelabuhan Tanjung Priok, pusat perbelanjaan elektronik Mangga Dua, pusat grosir pakaian di Tanah Abang, pusat sayuran di Kramat Jati, perkantoran di Kuningan.
Selain itu juga Jakarta mempunyai pusat hiburan yang ramai dikunjungi terutama pada saat liburan anak sekolah, ada TMII, Ragunan, Tugu Monas, Kota Tua, dan tentunya pusat olahraga yang sering dijadikan untuk penyelenggaraan acara besar yakni Gelora Bung Karno.
Sebagai pusat Ibukota Negara dan perekonomian negara, tentunya telah membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain bahwa pendapatan asli daerah (PAD) Jakarta menjadi salah satu Provinsi dengan PAD tertinggi, namun dampak negatifnya juga tidak kalah banyak.

Kata macet dan banjir, telah menjadi kata yang sangat identik dengan Jakarta, bahkan jika Jakarta tidak macet dan tidak banjir ada sebagian orang yang mengatakan bahwa Jakarta tidak normal justru Jakarta dikatakan normal jika macet dan banjir. Banyak perkantoran baik milik pemerintah atau swasta, dampaknya banyak pegawai yang datang ke Jakarta sehingga kebutuhan perumahan dan angkutan semakin hari semakin meningkat tidak sebanding dengan perkembaran sarana dan prasarana jalan yang ada sehingga macet tidak dapat dihindari. Sebagai pusat perekonomian, Jakarta ibarat menjadi gula, dimana ada gula maka akan ada semut. Bekerja apa saja akan menghasilkan uang, sehingga tidak heran jika masyarakat Indonesia dari segala penjuru Indonesia datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, dampaknya kebutuhan perumahan dan angkutan juga semakin meningkat.
Terlalu banyak manusia di Jakarta juga telah mengubah kehidupan sosial masyarakatnya. Tidak terpenuhinya kebutuhan perumahan, banyak yang akhirnya mendirikan bangunan liar, antara lain di pinggiran sungai, sehingga aliran sungai pun menjadi terganggu karena semakin menyimpitnya sungai dan akhirnya banjir pun tidak terelakan.
Pekerjaan apa pun di Jakarta akan menghasilkan uang, namun itu berlaku bagi yang giat bekerja dan berusaha lantas bagaiman yang mengandalkan cara-cara instan?? Kejahatan yang akhirnya ditimbulkan. Perampokan, pencurian, penodongan sudah menjadi kata yang tidak asing di Jakarta, bahkan bentrokan antara organisasi kepemudaan sering terjadi gara-garanya rebutan lahan pekerjaan. Kehidupan metropolitan Jakarta juga semakin komplek, mulai dari tempat dunia gemerlap (dugem) hingga tempat yang khusus untuk orang dewasa telah mewarnai perkembangan Jakarta.
Semoga Jakarta cepat berubah kembali menjadi Kota yang dulu seperti cita-cita para pendahulunya. Jakarta sudah saatnya engkau berbenah, terlalu banyak beban dipundakmu, Jakarta jika tidak kuat katakanlah, jika capai teriaklah....
Jakarta, jagalah dirimu,,jagalah rakyatmu,,jagalah kehormatanmu..
Jakarta..dari dirimulah Indonesai ini bangkit,,maka kuatkanlah,,,
Jakarta..Ayo Bangkit,,Ayo Berbenah...
Jakarta Bebas Banjir, Bebas Macet, Bebas Maksiat, Bebas Kejahatan...
Jakarta Pasti Bisa....

No comments:

Post a Comment